Senin, 29 April 2013

pelayanan kesehatan pada bayi dan balita

Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita

Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita

Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Dan Balita

Pengertian Bayi Baru Lahir
     Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
.      Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
      Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
      Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Ø  Berat badan 2500 - 4000 gram
Ø  Panjang badan 48 - 52 cm
Ø  Lingkar dada 30 - 38 cm
Ø  Lingkar kepala 33 - 35 cm
Ø  Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
Ø  Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
Ø  Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 
Ø  Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
Ø  Kuku agak panjang dan lemas
Ø  Genitalia : Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
Ø  Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
Ø  Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
Ø  Reflek graps atau menggenggan sudah baik
Ø  Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1.      Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari-2 bulan
2.      Kunjungan bayi satu kali pada umue 3-5 bulan
3.      Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8
4.      Kunjungan bayi satu kali pada umue 9-11 bulan

Pelayanan kesehatan kepada bayi meliputi:
Asuhan bayi baru lahirPelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman AsuhanPersalinan Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yangsama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satukamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayibaru lahir meliputi:
1.      Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
meliputi:
a.       Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
b.      Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c.       Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d.      Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI. 
e.       Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
• Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
f.       Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
g.      Merawat tali pusat
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
h.      Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.

• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
• Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
i.        Pencegahan Infeksi
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama
persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
j.        Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh
bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
• Pastikan pencahayaan baik
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
k.       Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral

2.      Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari (kunjungan neonatus)
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.

3.      Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.

4.      Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a.       Aspek Pertumbuhan:
1)      Timbang berat badannya (BB)
2)      Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3)      Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b.       Aspek Perkembangan:
1)      Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2)      Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3)      tanyakan daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat), 
c.       Aspek Mental Emosional:
1)      KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2)      CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis) 
3)      GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

5.      Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
a.       Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS): 
1)      melakukan kunjungan neonatal oleh bidan desa/kelurahan
2)      upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b.      Pelayanan Pengobatan 
1)      pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2)      perawatan kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis yang diberikan sangat sulit karna fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga proses absorbs,distribusi, metabolism dan eksresi tidak maksimal yang kadang menimbulkan efeksamping yang lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis ditentukan dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan berat badan.






















PERAWATAN  KESEHATAN PADA BALITA

Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu:
1.      Keluarga Berencana 
Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses
persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya.
”Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlaH mempunyai anak terlalu banyak. 

2.      Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah: 
Ø  Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama kehidupan. 
Ø  Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI 
Ø  Anak dibawah 3 tahun membutuhkan 5-6 kali sehari 
Ø  Anak dibawah 3 tahun membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan dalam makanannya sehari-hari. 
Ø  Semua anak membutuhkan makanan kaya Vitamin A 
Ø  Sesudah sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan selama sakit 

3.      Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.

4.      Pencegahan Muntah Dan Menceret 
Penyakit ini paling sering menyerang Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 
·         Infeksi pada saluran cerna sendiri 
·         Intoleransi terhadap makanan yang diberikan dan 
·         Infeksi lainnya diluar saluran cerna. 
Pada saat ini penanganan muntah menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu dimulai pemberian terapi sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit, tablet zinc, dll.

5.      Pencegahan Infeksi Saluran Nafas Akut
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru. 

6.      Vaksinasi Atau Imunisasi
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib
.

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA/ DETEKSI DINI
1.      Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah/ deteksi dini
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,meliputi:
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Pengukuran lingkar kepala
2.      Deteksi dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
a.       Skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
b.      Tes daya dengar
c.       Tes daya lihat
3.      Deteksi dini penyimpangan mental omosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
v  Defenisi
Imunisasi berasl dari kata imun,kebal atau resisiten.Anak di iminisasi berarti di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.Anak kebal atau resisiten terhadap suatu penyakit,tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
(Notoadinojo,1997:37)
Kata imun berasal dari kata latin(imunitas)Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan.Dalam sejarah istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit menular(THEOPHILVS,2000,meni dan madrona,2001)
Indonesia telah melaksanakan pengembangan program iminisasi(PPI)sejak tahun 1977, yang bertujuan antara lain
·         Eradikasi Polro(Erapo)
·         Eliminasi tetanus neonatal(ETN)dan maternal
·         Reduksi campak,dll.
  Pekan iminisasi nasional telah dilaksanakan Indonesia dan berlangsung dengan baik,merupakan pekan di mana setiap anak balita umur 0-59 bulan yang tinggal di Indonesia pada saat tersebut mendapat 2 tetes faksin polio/oral tanpa melihat setatus imunisasi dan kewarganegaraanya .Vaksin Polio di berikan 2 kali dengan selang waktu sekitar 4 minggu yang telah dilakukan  berturut-turut  pada tahun 1995,1996,1997,dan 2002.
v  Tujuan umum
a.       Tujuan/manfaat imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu di dunia.
b.      Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.
c.       Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbinitas dan mortalitas serta dapat menggurangi kecacatan akibat penyakit.
d.      Untuk menurunkan morbiditas,mortalitas dan cacat serta bila munggkin di dapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.

v Tujuan Khusus
Untuk mengurangi anggka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan bagi kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian,penyakit yang dapat dihindari yaitu:campak,polio,dipteri,tetanus,batuk,rejan-hepatitis B,gondongan,cacar air,TBC,dll.
v  Sasaran
Program imunisasi di Indonesia mewrupakan program unggulan untuk mencegah anggka kematian pada bayi,anak bawah 3 tahun,bawah 5 tahun,program ini akan mencakub berapa jenis imunisasi,sementara sasaran dari program itu sendiri antara lain  mencakup:bayi dibawah umur 1 tahun(0-11 bulan),ibu hamil(awal kehamilan 8 bulan ).Wanita usia subur(calon mempelai wanita),anak sekolah dasar(kelas I-VI).
v  Indikasi
w  Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
w  Orang tua, manula
w  Top management / Executive perusahaan
w  Calon jemaah haji/umroh
w  Orang yang akan bepergian ke luar negeri

v  Jenis kekebalan
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat di golongkan menjadi 2,yakni:
1)      Kekebalan tidak spesifik(non spesifik resistence).
Artinya pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamia dapat melindungi badan dari suatu penyakit.Misalnya kulit air mata,cairan-cairan khusus yang keluar dari perut(Usus),adanya refleks-refleks tertentu,biasnya batuk,bersin dsb.
2)      Kekebalan spesifik(spesific resisitence),dapat di peroleh oleh 2 sumber,yakni:
Genetik,kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini buasanya berhubungan denagn ras(warna kulit dan kelompok-kelompok etnis,misalnya orang kulit hitam(NEGRO)cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivak.Contoh lain,orang yang mempunyai Hb 5 resisiten terhadap penyakit plasmodium flaciparum dari pada orang yang mempunyai Hb AA.
3)      Kekebalan yang di peroleh(Acquird Imuniti).
Kekebalan ini di peroleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.Kekebalan dapa bersifat aktif dan dapat bersifat pasif.Kekebalan aktif dapat di peroleh setelah orang sembuh dari penyait tertentu.Misalya anak yang telah sembuh dari penyakitnya campak ia akan kebal terhadap penyakit-penyakit campak.
4)      Kekebalan masyarakat(Heart imuniti)kekebalan yang terjadi pada tinggkat komunitas di sebut herat iminiti.Apabila heart imuniti di masyarakat rendah,masyarakat akan mudah terjadi wabah.Sebaiknya apabila heart iminiti tinggi maka wabah jarang terjadi pada masyarakat tersebut.

v  Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan
Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur,seks,kehamilasn,gizi dan trauma.
Ø  Umur
Untuk beberapa penyakit tersebut pada bayi(anak balita)dan orang tua dan mudah terserang dengan lain orang pada  usia sangat mudah terserang.Dengan kata lain pada usia sangat mudah atau usia tua lebih rentan,kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.
1.      Seks
Untuk penyalit-penyakit menullar tertentu seperti polio dan bifeleria lebih parah terjadi pada wanita dari pada peria.
2.      Kehamilan
Wanita sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyaki-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio,friemonia,malaria,serta amubiasis.Sebaikya untuk penyakit tipoit dan menginitis jarasng terjadi pada wanita hamil.
3.      Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyait infeksi tetapi sebaiknya kjekurangan gizi berakibat kerentananterhadap penyakit infeksi.
4.      Tauma.
Stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.
5.      Masa inkubasi
Yakni jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut.
Tiap-tiap penyakit infeksi mempuyai masa inkubasi berbeda-beda,mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.



v  Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi atau kekebalan asal misalnya dibagi dalam 2[dua] hal yaiyu aktif dan pasif.
Aktif adalah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas,sedangkan pasif adalah tiba tubuh anak tidak berkerja membentuk kekebalan,tetapi hanya menerimanya saja.
Imunisasi terbagi dua macam,yaitu imunisasi aktif dan pasif
A.    Imunisasi Aktif
Pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan denagn tujuan untukmerangsang tubuh memperoduksi anti bodi sendiri.
Contoh:Imunisasi polio atau campak
Imunisasi aktif ini dilakukan  dengan paksin yang mengadung:
§  kuman-kuman mati (misalnya :vaksin cholera-thypoid/typus abdominalis-paratypus ABC,vaksin pertusis batuk rejan)
§  Kuman-kuman hidup diperlemah (misalnya:vaksin BCG terhadap tuberclosis)
§  Virus-virus hidup diperlemah(miasalnya bibit cacar,vaksin poliomyelitis)
§  Toxoid(=toksin=racun dari pada kuman yang dinetrilisasi=toxoid diferi,toxoid tetanus)
Vaksin diberikan dengan cara disuntikan atau peroral melalui mulut.Terhadap vaksin tersebut,maka tubuh membuat zat-zat terhadap penyakit bersangkutan (oleh karna itu dinamakan imunisasi aktif),oleh zat-zat dapat di ukur denagan pemeriksaan darah,oleh karna itu imun (kebal)tehadap penyakit tertentu.
Dalam imunisasi aktif ini terdapat 4 macam kandungan terdapatterdapat setiap vaksinnya antara lain:
o   Antigen merupakan bagian dari vaksin yanrbagaig berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan
o   pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
o   Preservatif,stbilizer dan antibiotika untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen
o   Adjuvan yang terdiri dari garam almunium untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
Keperluan imunisasi aktif antara lain:
o   Vaksin BCG(Basilus Celmette-Guerin untuk tubercolosis)
o   Vaksin DPT
o   Vaksin poliomielitis
o   Vaksin Campak
o   Vaksin Typa
o   Toxoid tetanus
o   Dll
Namun,pemerintah tidak mewajibkan berbagai  jenis imunisasi tersebut harus dilakukan semua.Hanya 5(lima) jenis imunisasi pada anak dibawah 5 tahun yang harus di lakukan:
o   BCG
o   DPT
o   Polio
o   Campak
o   Hepatitis B



B.Imunisasi Aktif
Ø  Imunisasi aktif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh,misalnya dengan suntikan bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zay anti yang terdapat dari ibunya selama dalam kandungan.Kekebalan diperoleh dengan imunisasi pasif tidak bertahan lama.
Ø  Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi ,sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat.
Imunisasi pasif terdiri dari dua macam yaitu
Ø  Imunisasi  pasif bawaan
Merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam kandungan.Misalnya terdapat pada neonatus(BBL) samapai bayi berumur 5 bulan.Neonatus mendapatkan imunitas sewaktu dalam kandungan yang berupa zatb antibodi yang melalui jalan darah membus plasenta.

Ø  Imunisasi Pasif
Zat antinya didapat dari tubuh,misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti.Serum anti tetanus ini biasanya dibuat dari darah seekor kuda yang lebih dulu di imunisasi terhadap tetanus.Imunisasi aktif melindungi anak 2-3 minggu.


v  Jenis-Jenis Imunisasi
1.Imunisasi Dasar
Adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang,terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi  tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.

Lima jenis imunisasi dasr yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun:
o   Imunusasi BCG yang dilakukan 1xpada bayi usia 0-11 bulan
o   Imunisasi DPT yang dilakukan 3x pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4minggu
o   Imunisasi Polio yang dilakukan 4x pada bayi 0-11 bulan dengan inerval minimal 4minggu
o   Imunisasi campak yang dilakukan 1x pada bya usia 9-11bulan
o   Imunisasi hepatitis B yang diberikan 3x pada bayi usia 1-11bulan denagan interval 4minggu

Imunisasi yang diwajibkan dan Booster
Vaksinasi
Jadwal pemberian-usia
Booster/Ulangan
Imunisasi untuk melawan
BCG
Waktu lahir
--
Tuberkulosis
Hepatitis B
Waktulahir-dosis I
1bulan-dosis 2
6bulan-dosis 3
1 tahun-- pada bayi yang lahir dari ibu dengan hep B.
Hepatitis B
DPT dan Polio
3 bulan-dosis1
4 bulan-dosis2
5 bulan-dosis3
18bulan-booster1
6tahun-booster 2
12tahun-booster3
Dipteria, pertusis, tetanus, dan polio
Campak
9 bulan
--
Campak

Imunisasi Wajib
v  Imunisai BCG
Adalah imunisasi  BCG yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tubercolosis (TBC) yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular.
Ø  Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kalidan tak perlu diulang(Booster) sebab vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga anti bodi yg dihasilkan tinggi terus.
Ø  Usia pemberian Imunisasi
Sedini mungkin atau secepatnya,tetapi pada umumnya dibawah dua bulan,disarankan dilakukan tes Mantoux(tuberkulin),terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah kemasukkan mycobacterium tubercolosis atau belum.Vaksinasi dilakukan hasil tesnya (-) jika penderita yang tinggal serumah atau sering bertandang kerumah,segera setelah lahir bayi di imunisasi BCG.
Ø  Cara pemberian imunisasi
Cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)atau penyuntikan pada paha.
Ø  Tanda kebersihan
Timbul Indurasi (benjolan)kecil dan eritema (merah) didaerah bekas suntikan setelah satu atau dua minggu kemudian,yang berubah menjadi pustula,kemudian pecah menjadi ulkus (luka).Tidak menimbulkan nyeri dan tidak di iringi panas (demam).Luka ini sembuh sendiri dan meninggalkan parut .Jika benjolan tidak timbul,hal ini tidak perlu di khawatirkan.Karena kemunkinan cara penyuntikan yang salah dan antibodi akan tetap terbentuk.
Ø  Efek sampaing Imunisasi
Umumnya tidak ada namun,beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah beninng di ketiak atau leher bagian bawah (diselangkakangan bila penyuntikan dilakukan di paha) biasanya akan timbul sendiri.
Ø  Kontra indikasi
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan uji Mantoux posif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat/menahun.
Ø  KEMASAN
   - Khusus bayi £ 1 tahun ampul vaksin disertai 4 cc pelarut (Na Cl 0,9%)
Catatan:
Vaksin yang sudah dilarutkan hrs dipakai dlm waktu 3 jam dan hrs selalu di suhu 2 – 8 0C, bila   ada sissanya jgn dipakai lagi.

Gambar vaksin BCG

Gambar parut imunisasi BCG
v  Imunisasi DPT
Ø  Def:Imunisasi yang digunakan  untuk mencegah terjadinya penyakit diferi,pertusis dan tetanus.
·         Penyakit diferi :radang tenggorokkan yang berbahaya karena menimbulkan tenggorokkan tersumbat dan kerusakkan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.
·         Penyakit pertusis :yaitu radang paru (pernafasan) ,yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari karena penyakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih gejala penyakit ini sangat khas,yaitu batuk yang bertahap,panjang dan lama disertai bunyi “whoop” atau berbunyi dan diakhiri dengan muntah,mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena bernafas.
·         Penyakit tetanus :Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci/terkencing hingga mulut tidak bisa dibuka atau membuka.
Ø  Penberian:yaitu 3x (pling sering dilakukan) yaitu pada usia 2 bulan,4 bulan dan 6 bulan.Namun bisa juga ditambahkan 2 kali lagi yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 12 tahun diberikan imunisasi TT
Ø  Cara pemberian imunisasi
Cara pemberian imunisasi  melalui IM
Ø  Efek samping imunasasi
Biasanya,hanya gejala-gejala ringan seperti demam (sumeng)saja dan rewel selama 1-2 hari,kemerahan,pembengkakan,agak nyari atau pegal-pegal pada tempat suntikan ,yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari atau bila masi demam dapat diberikan obat penurun panas bayi atau bisa juga dengan memberikan minum cairan yang lebih banyak dan tidak memakai pakaian yang terlalu banyak.
Ø  Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi DPT tidak dapat di berikan pada anank-anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bukan seperti epilepsy.Menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak,anak-anak yang sedang demam/sakit keras yang mudah mendapat kejang dan mempunyai sifat elergi,seperti eksim atau asma.
Ø  PENYIMPANAN
 (pada suhu 2 – 8 0C)
Ø  DALUWARSA ( 2 tahun)
Ø  DOSIS & CARA
   - Imunisasi dasar 0,5 cc diberikan 3 kali / IM dgn interval waktu 4 – 6 minggu
   - Booster 12 bulan kemudian 0,5 cc/IM

Gambar vaksin DPT
v  Imunisasi Polio
Def:Imunisasi yang digunakan  untuk mencegah terjadinya penyakit Poliomelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak .(kandunagan vaksin polio adalah virus yang dilemahkan)

Ø  Pemberian
Bisa lebih dari jadwal yang ditentukan ,mengingat adanya imunisasi polio Masal atau PiN.Tetapi jumlah dosis yang berlebihan tidak ada istilah overdosis dalam imunisasi.

Ø  Usia Pemberian
Waktu pemberian polio adalah umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan),dan berikutnya pafda usia 2 bulan,bayi 4 bulan dan 6 bulan kecuali saat lahir ,pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
Ø  Cara Pemberian
Caranya melalui oral/mulut(oral polio Myliitis Vaccine/Opv)Diluar negeri cara pemberian imunisasi polio ada melalui suntikan.
Ø  Efek Samping
Hamper tidak ada efek samping hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing,diare ringan dan sakit otot.Kasusnya pun sangat jarang.
Ø  Kontra Indikasi
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau sedang sakit parah,seperti demam tinggi(diatas 80 c)ditangguhkan.Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio.Demikian juga penyakit HIV/AIDS,penyakit kanker atau keganasan sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum,untuk tidak diberikan imunisasi polio.

Ø  KEMASAN
    Vial berisi 1 CC (10 dosis) dan 2 cc ( 20 dosis)
Ø  DALUWARSA
    - tgntg dari penyimpanan, disimpan di – 20 oC tahan sampai 2 tahun, suhu 2 – 8 0C tahan spi 6 bulan
Ø  DOSIS & CARA
    - Satu dosis 2 tts (0,1 cc) utk imunisasi dasar diberikan 3- 4 kali /dosis dg masa 4 – 6 mg , imunisasi ulangan 1 & 3 th kemudian 1 dosis
Gambar vaksin polio



Cara pemberian polio



v  Imunisasi Campak
Def:Imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/measles).(kandunagan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan).
Ø  Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1kali
Ø  Usia Peberian Imunisasi
Imunisasi campak diberikan 1kali pada usia 9bulan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal.Selain karena antibody dari ibu sudah menurun diusia bayi 9 bulan,penyakit campak pada umumnya menyerang pada anak usia balita jika sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak,maka pada usia 9 bulan ini anak harus imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
Ø  Cara pemberian
Melalui subkutan
Ø  Efek Samping
Biasa tidak terjadi reaksi akibat imunisasi.Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahaan/bercak merah pada pipi bawah telinga pada hari ke 7-8 hari setelah penyuntikan.Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan.
Ø  Kontra indikasi
o   Dengan penyakit akut yang disertai demam
o   Dengan penyakit gangguan kekebalan
o   Dengan penyakit kekebalan
o   Denagan penyakit TBC tanpa kekebalan
o   Denagan kekurangan gizi berat
o   Dengan penyakit keganasan
o   Dengan kerentahan tinggi terhadap protein telur,kenamisin dan eritromisin(antibiotik)
Ø  PENYIMPANAN (Dlm lemari es 2 – 8 0C lebih baik di suhu  - 200C vaksin harus dihindari dari sinar      matahari
Ø  DALUWARSA (  2 tahun)
Ø  DOSIS DAN CARA (diberikan pada anak mulai umur 9 bulan dg dosis 0,5 cc / SC setelah dilarutkan, Pada keadaan wabah imunisasi dapat diberikan mulai umur 6 bulan dan diulang 6 bln kemudian dg dosis 0,5 cc/S
Ø  REAKSI SAMPING
  Diare, Ruam, Konjungtivitis, walaupun jarang mungkin timbul kejang demam, ensefalitis,
Ø  KONTRA INDIKASI
-Infeksi akut yg disertai demam
    -Defisiensi imunologi
   -Mdpt pengobatan intensif yg     bersifat imunosupresif
Ø  KEMASAN
 (berisi 10 dosis dg pelarut 5 ml)

Gambar vaksin campak

Cara penyuntikan imunisasi campak

v  Hepatitis B
Ø  SUSUNAN
  Setiap I ml mgd Hept B antigen (HBsAg) DNA rekombinan 10,0mcg, Alumunium Hidroksida gel 0,5 mcg, thiomersal/pengawet 0,01%, lar natrium Klorida isotonik 1 ml
Ø  DOSIS & CARA  
 Imunisasi dasar  Bln ke 0, 1 dan 6 atau 0,1 dan 2 dosis 0,5 ml (0-10 thn) dan 1 ml( > 10 thn) jarak HB 2 ke 3 minimal 1 bulan. Penyuntikan I M
 Imunisasi ulangan : setiap tahun .      
Ø  Kontra indikasi
Secara umum (berlaku untuk semua vaksin):
alergi  terhadap vaksin (setelah vaksinasi pertama timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok),
alergi  terhadap zat lain yang terdapat di dalam vaksin (antibiotika yang terdapat di dalamvaksin, pengawet , dll),
sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa demam (sakit akut ringan dengan atau tanpa demam bukan indikasi kontra imunisasi)
Gambar Vaksin hepatitis B
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
UMUR
VAKSIN
1 bulan
Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)
2 bulan
Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
3 bulan
DPT-2, OPV-3
4 bulan
DPT-3, OPV-4
7 bulan
Hepatitis B-3
 > 6 bulan
Campak

Imunisasi yang dianjurkan:
Vaksinasi
Jadwal pemberian-usia
Booster/Ulangan
Imunisasi untuk melawan
MMR
1-2 tahun
12 tahun
Measles, meningitis, rubella
Hib
3bulan-dosis 1
4bulan-dosis 2
5bulan-dosis 3
18 bulan
Hemophilus influenza tipe B
Hepatitis A
12-18bulan
--
Hepatitis A
Cacar air
12-18bulan
--
Cacar air

Imunisasi Anjuran
v  MMR
a.       Iminisasi MMR(Measles,mamps,rubela)
Imunisasi MMR adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit campak(measles).Parotis epidemika(mups,gondongan),campak jerman(rubella)
1)      Penyakit campak
Campak adalah penyakit virus akut yang di sebabkan oleh virus campak,yang penyebaran infveksinya terjadi dengan perantara droplet,dengan masa inkubasi 10-14 hari di tandai denganruam campak,demam,batuk
2)      Parotis epidemika(mumps,gondongan)
Penyakit yang di sebabkan oleh infeksi para myxo virus dan penyebaranya terjadi melalui doplet,dengan masa inkubasi 12-25 hari dengan gejala tidak khas seperti anoreksia dan mielgia,malaise,nyeri kepala,dan demam ringan ,yang kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis unilateral atau bilateral penyakit ini gterutama terjadi pada anka usia anak 5-9 tahun.
3)      Rubela(campak jerman)
Suatu penyakit infeksi melalui udara droplet,dengan gejala klinis yang mencolok adalah timbulnya nam makulopapular bersifat sementara,limpahdenofatih semantara di sertai artoritis dan arthralgia
  • Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam embrio ayam
  • Virus gondong Urabe dibiak dalam telur ayam
  • Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
  • Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular
  • Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan
  • Serokonversi pada >95% kasus
  • Kontraindikasi : imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12 minggu).
  • Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella
  • Tidak ada bukti sahih berkaitan dengan autisme
Ø  Diberikan umur 15-18 bulan’
Dosis satu kali 0,5 ml sub cutan
Diberikan minimal 1 bln sebelum atau setelah imunisasi lain
Jika anak tlh mendapatkan imunisasi MMR 12 – 18 bln, imunisasi campak ke 2 tdk diberikan
MMR ulangan 10 – 12 tahun atau 12 – 18 th

Ø  Secara khusus (untuk beberapa vaksin)
w  Imunodefisiensi (keganasan darah atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi dengan obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti kortikosteroid (prednisone, metal prednisolon) jangka panjang.--> imunisasi polio oral, MMR, varisela
w  Infeksi HIV (polio oral dan varisela) atau kontak HIV serumah (polio oral)
w  Imunodefisiensi (gangguan kekebalan tubuh) penghuni rumah à polio oral
w  Kehamilan à MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang hamil, tidak apa-apa bila anaknya diimunisasi)  
v  HiB
Vaksin Influenza-1
  • Virus tidak aktif dalam prefilled syringe (PFS)
  • Bahan lain : telur, neomisin, formaldehid
  • Penyimpanan pada suhu 2-8ᴼC , jangan terkena sinar matahari maupun beku
  • Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara
  • Strain 2004 untuk daerah selatan
    • H1N1 (new Caledonia/20/99)
    • H3N2 (Fujian/411/2002)
    • Hongkong/330/2001
    • Penyuntikan dilakukan secara  intramuscular atau subcutan
6-35 bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4 minggu kemudian
  • Vaksinasi diulang tiap tahun
Vaksin kombinasi  (tetract-Hib dan Infantrix-Hib)
  • Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib
  • Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
DPwT/DpaT dalam vial, Hib dalam PFS (prefilled syringe)
  • Sebelum disuntikan, dicampur dengan menyedot DPwT/DpaT ke dalam PFS Hib
  • Kontra indikasi
Sama dengan komponen masing-masing vaksin
Vaksin Pneumokokkus (Prevenar)
  • Terdiri dari 7 sakarida yang berbeda (serotipe 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F)
  • Konjugasi dengan 20 ug dari masing-masing 6 serotipe
  • Bebas pengawet dan bebas thimerosal
  • Dosis 0,5 ml diberikan secara intramuscular
  • Manfaat : mengurangi resiko invasive pneumococcal disease (IPD), radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan pengobatannya, pembawa kuman (nashoparyngeal carriage), Occult becteremia, dan mungkin efektif pada anak yang tak responsif dengan vaksin pneumokokkus polisakarida (PPV)
Ø  2 jenis vaksin : Act Hib dan Pedvax Hib
Ø  Imunisasi dasar untuk Act Hib diberikan umur 2,4, dan 6 bln, untuk Pedvax Hib diberikan pd umur 2 dan 4 bln, dosis ke 3 ( 6 bln ) tidak diperlukan.
Ø  Jika anak datang diatas 1 th, Vaksin Hib hanya diberikan 1 kali
Ø  Satu dosis 0,5 ml, diberikan secara IM

v  Hepatitis A
Hepatitis A adalah masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh, terutama menyerang hati, sehingga bisa menimbulkan gejala-gejala hepatitis. Virus Hepatitis A sangat mudah menular dan menyebabkan 20% – 40% dari semua infeksi hepatitis. Waktu pemberian dimulai umur 2 tahun. Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.

  • Virus inaktif dalam formaldehid
  • Indikasi : anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi (hemofilia), tinggal di panti asuhan
  • Indikasi kontra : demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin
  • Diberikan secara intramuscular
  • Protektif pada 95-100%
v  Thypoid
Demam Typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonela thypi. Dari lambung manusia, kuman ini kemudian menyebar ke seluruh organ tubuh lainnya. Penderita infeksi bakteri typhoid akan mengalami gejala awal berupa demam, badan mengiggil, sakit kepala, nyerit otot, anoreksia, mual, muntah diare dan aneka gangguan perut lainnya.
Komplikasi demam typhoid dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian. Pemberian vaksinasi atau merupakan cara efektif untuk mencegah derita demam typhoid. Vaksin typhoid dapat diberikan pada anak usia 2 tahun. Satu kali suntikan menjamin perlindungan terhadap Salmonella paratyphi A dan B, dan melindungi penyakit ini sekurang-kurangnya 3 tahun.
  • Komposisi terdiri dari polisakarida kapsul VI Salmonella typhi, Fenol, Nacl, NaHPO3H
  • Diberikan secara intramuscular,  pada usia > 2 tahun
  • Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi
  • Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun
  • Perlindungan 3 tahun
  • Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi A dan B

v  Varisella
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster merupakan penyakit sangat menular. Infeksi akibat cacar air ringan dan tidak berakibat fatal, tetapi pada sejumlah kasus, penyakit bisa sangat serius sehingga penderitanya dirawat dan diantaranya meninggal.
Imunisasi varisella berfungsi memberikan perlindungan terhadapa cacar air. Suntikan diberikan pada anak yang berumur 10-12 tahun dan belum pernah menderita cacar air. Suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.
Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.
  • Virus hidup dilemahkan, strain Oka
  • Diberikan secara  subcutan
  • Kontra indikasi : demam, sakit akut
  • Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain
  • Jangan hamil dalam 2 bulan
  • Tidak efektif bila transfusi gamma globulin
  • Diberikan pada anak usia 1-13 tahun
  • Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun
  • Serokonversi : 94% (2 minggu setelah vaksinasi), 100% (6 minggu setelah vaksinasi)
  • Aman, efektif dan ekonomi
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
w  KIPI : semua kejadian sakit & kematian yg terjadi dlm masa 1 bulan stlh imunisasi
w  Pada keadaan tertentu, lama pengamatan mencapai masa 42 hari.

w  Etiologi KIPI
w  Kesalahan program/teknik pelaksanaan
        Dosis antigen
        Lokasi & cara penyuntikan
        Sterilisasi semprit & jarum suntik
        Jarum bekas pakai
        Tindakan aseptik & antiseptik
        Kontaminasi vaksin & alat Suntik
        Penyimpanan vaksin
        Pemakaian vaksin sisa
        Jenis & jumlah pelarut
        Tidak memperhatikan petunjuk produsen
Etiologi KIPI (2)
w  Reaksi suntikan
        Trauma tusukan jarum suntik
        Reaksi langsung: Rasa sakit, bengkak & Kemerahan pada daerah suntikan
        Reaksi tidak langsung : rasa takut, mual, pusing sampai sinkope

w  Reaksi Vaksin
w  Faktor kebetulan
w  Penyebab tidak diketahui
Etiologi KIPI (3)
w  Reaksi Vaksin
        Bisa diprediksi terlebih dahulu
        Tercantum dlm kemasan vaksin
        Biasanya ringan
        Reaksi berat: Anafilaksis sistemik dg resiko kematian Imunisasi pada kelompok resiko
w  Anak yg mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu
w  laporkan pada Pokja KIPI untuk penanganan segera
w  Bayi berat lahir rendah
        Minimal berat bayi yang akan di imunisasi adalah 2500 gram
w  Pasien imunokompromais


v  Imunisasi TT
Pengertian
Vaksin tetanus toksoid adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml alumunium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.
Dosis
Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 intra unit.
Kemasan                                                                                                           
Manfaat
  1. Mencegah tetanus pada bayi baru lahir (diberikan pada wanita usia subur atau ibu hamil).
  2. Mencegah tetanus pada ibu bayi.
  3. Dapat digunakan oleh siapa saja yang terluka seperti terkena benda berkarat, jatuh di jalan raya.



Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
Kontra Indikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.

Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi penyuntikan dan bersifat sementara. Terkadang terjadi demam.
Jadwal Pemberian
Jadwal pemberian imunisasi TT pada WUS (wanita usia subur)
  1. TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc.
  2. TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  3. TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  4. TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.
  5. TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc.


Cara Pemberian
  1. Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi menjadi homogen.
  2. Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat.
  3. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada trimester pertama.
  4. Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 8 derajat Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM masih dalam kondisi A atau B.
  5. Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi.
JADWAL IMUNISASI ANAK REKOMONDASI MENURUT IDAI periode 2004(revisi  September, 2003)
Umur pemberian imunisasi
Bulan
Tahun
Lahir
1
2
3
4
5
6
9
12
15
18
2
3
5
6
10
12
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)

















1
2




3










0

1

2

3



4


5





1

2

3



4


5


6 dT atau TT







1






2


Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)


1

2

3


4















1




2













Ulangan, tiap 3 tahun











diberikan 2x, interval 6-12 bulan
















Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:
Umur
Vaksin
Keterangan
Saat lahir
Hepatitis B-1
§  HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
§  Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisivirus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan
Hepatitis B-2
§  Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan
§  BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2 bulan
DTP-1
§  DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1
§  Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1
§  Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
4 bulan
DTP-2
§  DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Hib-2
§  Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
Polio-2
§  Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bulan
DTP-3
§  DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3
§  Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio-3
§  Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis B-3
§  HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan
Campak-1
§  Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
15-18 bulan
§  Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
Hib-4
§  Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
18 bulan
DTP-4
§  DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
Polio-4
§  Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 tahun
Hepatitis A
§  Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3 tahun
Tifoid
§  Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun
DTP-5
§  DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
Polio-5
§  Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 tahun.
§  Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum mendapatkan MMR-1.
10 tahun
dT/TT
§  Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela
§  Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.










PENYIMPANAN VAKSIN


KERUSAKAN VAKSIN PADA SUHU DI BAWAH 0oC
Hep B, DPT-Hep B
-0,5 oC
Maks ½ Jam
DPT, TT, & DT
-5 oC s/d -10 oC
Maks 1,5 s/d 2 jam
(Thermo Stability of Vaccines, WHO, 1998)
STABILITAS VAKSIN DILUAR RANTAI DINGIN
Kategori
+37 oC
+25 oC
+5 oC
Polio
2 Hari
-
225 Hari
DPT
14 Hari
90 Hari
3 Tahun
Hep B & TT
30 Hari
193 Hari
4 Tahun
Campak & BCG
7 Hari
45 Hari
2 Tahun

Hal-Hal yang perlu diperhatikan:
  1. Pengaruh Suhu: Dapat menurunkan potensi dan efikasi vaksin, jika disimpan pada suhu yang tidak sesuai.
  2. Pengaruh Sinar Matahari: Usahakan agar vaksin tidak terkena sinar Matahari langsung, khususnya untuk vaksin BCG.
  3. Pengaruh Kelembaban: Apabila kemasannya sudah baik, maka pengaruh kelembaban sangat kecil, misalnya menggunakan botol atau ampul yang tertutup kedap.
PENYIMPANAN VAKSIN
  1. Cold Room: suhu 2 oC s/d 8 oC untuk vaksin BCG, Campak, DPT, TT, dan lain-lain.Suhu -20 oC untuk vaksin Polio
  2. Pemantauan Suhu secara berkala
  3. Pengaturan Stok (Inventory Control)
  4. Diterapkan aturan system First In First Out (FIFO System), Expire Date, dan VVM System
  5. Sebagai control pengeluaran digunakan formulir Batch Delivery Record
  6. Pengeluaran barang berdasarkan permintaan pengiriman dan Kapasitas gudang penerima.
PEMBEKUAN SAAT PENYIMPANAN
1. Kesalahan Pada Perawatan
  • Thermostat pada lemari es yang tidak berfungsi dengan benar
  • Thermometer pengukur suhu pada lemari es tidak valid
2. Ketidaktahuan Petugas (Human Error)
  • Paradigma petugas bahwa lebih dingin akan lebih baik
  • Sering merubah posisi thermostat
  • Petugas Baru:
- Ketidaktahuan sifat vaksin
- Ketidaktahuan tata cara penyimpanan vaksin
- Ketidaktahuan packaging vaksin
3. Penyimpanan vaksin yang padat sehingga tidak mempunyai ruang sirkulasi.
PEMBEKUAN SAAT PENGEPAKAN PADA VAKSIN DTP, TT, DT, dan HB
Terjadi karena tidak mengikuti petunjuk, bahwa Cold Pack harus dikeluarkan dulu dari freezer dan tunggu selama 30 menit sampai 1 jam baru kemudian masuk ke dalam box vaksin.
Yang terjadi di lapangan:
• Dengan alasan karena waktu mendesak, tidak sempat melakukan aturan yang dianjurkan sehingga cold pack dari freezer langsung masuk ke dalam box vaksin.
• Sehingga aturan penggunaaan Cold Pack untuk Freeze Sensitive Vaccine di rubah menjadi Cool Pack.
MENCEGAH PEMBEKUAN VAKSIN
1. Lemari Es dengan Buka Atas
  • Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B, DTP-HB jauh dari evaporator.
  • Beri jarak 1- 2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
  • Letakkan termometer dan Freeze-Tag di antara kotak vaksin yang peka pembekuan.
2. Lemari Es Rumah Tangga (Tidak direkomendasikan)
  • Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep B, DTP-HB) jauh dari evaporator.
  • Jangan letakkan vaksin di pintu.
  • Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara.
  • Letakkan termometer dan freeze tag diantara kotak vaksin yang peka pembekuan.
  • Selalu letakkan botol berisi air (cool pack) di bagian bawah lemari es.
PEMELIHARAAN LEMARI ES/FREEZER
Perawatan Harian
  1. Periksa dan catat suhu lemari 3 x sehari pagi, siang, dan sore.
  2. Periksa kondisi Freeze-Tag.
  3. Hindarkan seringnya buka tutup pada lemari es.
  4. Bila suhu sudah stabil antara 2-8 oC pada lemari es atau -15 s/d -25 oC pada freezer. Posisi termostat jangan diubah-ubah dan agar diberi selotip.
Perawatan Mingguan
  1. Periksa kestabilan bunga es pada dinding bagian dalam lemari es.
  2. Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghindari karat.
  3. Periksa steker listrik pada stop kontak, jangan sampai kendor.


Perawatan Bulanan
  1. Bersihkan bagian dalam lemari es.
  2. Bersihkan kerapatan karet pintu.
  3. Bersihkan engsel pintu, bila perlu diberi pelumas.
  4. Bersihkan karet pintu, bila perlu beri bedak.
PENCAIRAN BUNGA ES
  • Dilakukan apabila ketebalan bunga es mencapai 0,5 cm.
  • Pindahkan vaksin ke dalam kotak vaksin atau lemari es lain.
  • Cabut stop kontak lemari es/freezer (jangan mematikan lemari es/freezer dengan memutar termostat).
  • Selama pencairan bunga es, pintu lemari es/freezer harus tetap terbuka.
  • Biarkan posisi tersebut sampai bunga es mencair semuanya.
  • Pencairan dapat dipercepat dengan menyiram air hangat ke dalam lemari es. Jangan menggunakan pisau atau benda tajam lainnya untuk mencongkel bunga es. Setelah cair, bersihkan embun/uap air yang menempel pada dinding bagian dalam lemari es.
PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM
• Jangan membuka pintu lemari es/freezer.
• Periksa termometer, pastikan suhu masih diantara 2 oC s/d 8 oC untuk lemari Es (chiller) atau -15o s/d -25 oC untuk freezer.
• Hidupkan generator.
• Apabila suhu lemari es/chiller mendekati +8 oC masukkan coolpack secukupnya.
• Apabila suhu freezer mendekati -15 oC masukkan cold pack secukupnya.
• Tindakan ini hanya berlaku 2 x 24 jam.
• Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke tempat lain yang bisa menyimpan vaksin.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENANGANAN VAKSIN
1. Vaksin tidak boleh dikeluarkan dari refrigerator/freezer kecuali untuk pemakaian atau pengiriman.
2. Pintu refrigerator jangan terlalu sering dibuka (WHO menganjurkan maksimum 4 x sehari).
3. Vaksin harus disimpan di refrigerator /freezer segera setelah diterima.
4. Setiap personil/staf yang bertanggung jawab terhadap penanganan vaksin harus mengetahui cara penyimpanan yang benar.
5. Refrigerator/freezer hanya dipergunakan untuk penyimpanan vaksin saja.
6. Proses defrost harus dilakukan jika terjadi penumpukan es lebih dari 1 cm, dan selama proses pendefrosan vaksin harus disimpan pada vaccine carrier box dan dimonitor suhunya.
7. Harus ditunjuk seorang personil dan cadangan untuk bertanggung jawab terhadap penanganan vaksin.
8. Setiap penyimpanan vaksin harus mempunyai alat pengukur suhu yang disertifikasi dan dikalibrasi.
9. Seluruh pengukur suhu tersebut harus tersambung pada sistem alarm.
10. Suhu harus dicatat 3x sehari untuk memastikan suhu yang sesuai dengan persyaratan dan setiap personil yang menangani vaksin harus mengetahui batas rendah & tinggi suhu yang diisyaratkan.
11. Setiap personil tersebut harus mendapatkan training tentang pentingnya penanganan & transportasi vaksin yang baik.
12. Penyimpanan vaksin harus memungkinkan aliran sirkulasi udara yang baik untuk setiap produk.
13. Diluent harus disimpan pada suhu kamar.
14. Seluruh vaksin jerap harus disimpan di tempat yang terhindar dari suhu beku dan kontak langsung dengan es.

Untuk Bayi Yang Lahir Di Rumah Sakit
Umur / Bulan
Antigen / Vaksin
0
Hb 1
BCG
Polio 1
2
Hb 2
DPT 1
Polio 2
3

DPT 2
Polio 3
4

DPT 3
Polio 4
9
Hb 3
campak


Untuk Bayi Yang Lahir di Rumah, Imunisasi di lakukan di Posyandu/ puskesmas
Umur / bln
Antigen / vaksin
2
BCG
DPT 1
Polio 1
3
Hb 1
DPT 2
Polio 2
4
Hb 2
DPT 3
Polio 3
9
Hb 3
campak
Polio 4




IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan tubuhkebal terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapatmenyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita
Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka penderitaan suatupenyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari denganimunisasi yaitu:
1.      Hepatitis.
2.      Campak.
3.      Polio.
4.      Difteri.
5.      Tetanus.
6.      Batuk Rejan.
7.      Gondongan
-          Cacar air
-          -TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1.      Imunisasi aktif alamiahAdalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh sembuhdari suatu penyakit.
2.      Imunisasi aktif buatanAdalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
                  Imunisai pasif alamiahAdalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan olehibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika beradadalam kandungan.
                  Imunisasi pasif buatan.Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu
*      jenis-Jenis Imunisasi
·         Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuanmemberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosisdengan cara menghambat penyebaran kuman.
·         Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberianvaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakithepatitis.
·         Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberikekebalan dari penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
·         Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberivaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
·         Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulanatau lebih setelah suntikan pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan balita :98-101)













REFERENSI


·         Asuhan neonates bayi dan anak balita.2010
·         Theophilus, 2000 ; mehl dan madrona. 2001
·         Asuhan kebidanan askeb V (kebidanan komunitas). 2011
·         http//jurnalbidandiah. Blogspot. Com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayi dan balita
·         pemantauan tumbuh kembang neonates, bayi dan balita anak balita. Sri rezeki, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar