JENIS PENYAKIT KANDUNGAN
RADANG GENETALIA EKSTERNA
1. Bartonilitis
A.
Pengertian
Bartolinitis
adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat
disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
B. Etiologi
Bartolinitis
disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya.
Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan
pelumas vagina
C. Etiologi Infeksi
a.
Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus : kondiloma
akuminata dan herpes simpleks.
Jamur : kandida
albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
b.
Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
Virus
: klamidia trakomatis dan parotitis
epidemika.
Jamur
: asinomises.
Bakteri
: neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
D. Patofisiologi
Lama
kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista
(kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu
kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak
akan menimbulkan keluhan
E. Tanda dan Gejala
1.
Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar,
nyeri tekan.
2.
Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau
duduk,juga dapat disertai demam
3.
Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan
keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat
buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
4.
Terdapat abses pada daerah kelamin
5.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan
darah.
F. Pengobatan
Pengobatan
yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500
mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat
500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa
nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.
G.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Laboratorium
2.
Vullva
3. In
speculo
H.
Penatalaksanaan
Tatalaksana Infeksi Alat Kelamin
Wanita
Berikut ini adalah beberapa infeksi alat kelamin wanita yang
sering dijumpai di Puskesmas dan tatalaksana yang disesuaikan dengan sarana
diagnosis dan obat-obatan yang tersedia.
1.
Gonore (GO)
Anamnese :
a.
99 kasus GO pada wanita menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita
tidak ada gejala atau keluhan.
b.
Kalau ada keluhan biasanya disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh
penderita.
c.
Sering anamnese hanya didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan
:
Pemeriksaan
dengan spekulum : ostium uteri eksternum bisa tampak normal, kemerahan atau
erosif. Tampak vaginal discharge dengan sifat mukoid keruh, mukopurulen atau
purulen. Mungkin didapatkan komplikasi seperti : bartolinitis, salpingitis,
abses tubo ovarii bahkan pelvik peritonitis. Ketiga komplikasi tersebut terahir disebut Pelvis
Inflamatory Disease (PID).
Laboratorium :
Asupan servik atau vaginal discharge
: Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
2.
Uretritis Non Gonore
Anamnese :
Biasanya tidak ada keluhan. Kalau ada, keluhan biasanya
adalah disuria dengan atau tanpa discharge. Sering juga dikeluhkan keluar darah
pada akhir dari buang air kecil (terminal dysuria). Sering
bersifat kumat-kumatan (yang membedakan dengan GO) Riwayat kontak sering (+)
Pemeriksaan :
Mungkin ada discharge uretra. Bila disertai sistitis,
mungkin ada nyeri tekan suprapubis.
Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus (-), lekosit
>10/lapangan pandang.
Urin : berawan atau didapat benang-benang pendek
(threads)
3.
Trikomoniasis
Anamnese :
Anamnese :
Keluhan
utama biasanya adalah adanya keputihan dengan jumlah banyak, berwarna kuning
atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan sex (dyspareunia) juga sering
dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu ditanyakan, karena > 50%
penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan in
speculo : terasa sakit, fluor albus cair dengan jumlah banyak dan berwarna
kuning atau putih kehijauan, khas : didapat bintik-bintik merah (punctatae red
spots atau strawbery cervix) di dinding vagina.
Laboratorium :
Fluor albus : dengan mikroskup cahaya Trichomonas
vaginalis (+).
4.
Kandidiasis
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah
keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga
dikeluhkan adanya rasa sakit waktu melakukan aktivitas sexual. Faktor
predisposisi : diabetes militus, pemakaian Pil KB, dan pemakaian antibiotika
yang tidak terkontrol serta kegemukan.
Pemeriksaan :
Vulva : tampak
merah, udem, adanya plak putih, mungkin didapat juga fisura atau erosi
(Vulvovaginitis).
In speculo :
Terasa sakit, Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya
menutup portio.
Laboratorium :
Sel ragi (yeast
cells) atau tunas (budding body) dan pseudohypha atau spora.
I.
Pencegahan
Untuk
menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya adalah gaya hidup
bersih dan sehat :
1.
Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Usahakan agar Anda terhindar dari kegemukan
yang menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini dapat menimbulkan luka, sehingga
keadaan kulit di sekitar selangkangan menjadi panas dan lembap. Kuman
dapat hidup subur di daerah tersebut.
2.
Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu kelembapan. Pilih pakaian
dalam dari bahan yang menyerap keringat agar daerah vital selalu kering.
3.
Periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan cukup lama. Tak perlu malu
berkonsultasi dengan dokter kandungan sekalipun belum menikah. Karena keputihan
dapat dialami semua perempuan.
4.
Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada penderita radang
yang menggunakannya sebelum Anda.
5.
Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan membasuh
dari depan ke belakang.
6.
Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
7.
Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan seringkali
salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian dalamnya bersih. Padahal
penggunaan pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan kulit di sekitar vagina.
8.
Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang merugikan
kesehatan. Produk pembersih dan pengharum vagina yang banyak diperdagangkan
sebetulnya tidak diperlukan. Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa
berbahaya.
9.
Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga
bisa berasal dari pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak
gampang mendeteksi sumber penularan bakteri. Peradangan berhubungan
erat dengan penyakit menular seksual dan pola seksual bebas.
2. Vaginitis
A. Definisi
Vaginitis adalah suatu peradangan
pada lapisan vagina. vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin
luar wanita). vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
B.
Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
Penyebabnya bisa berupa:
1.
Infeksi
Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil
dan pemakai antibiotic
Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)
2.
Zat atau benda yang bersifat iritatif
Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
Sabun cuci dan pelembut pakaian
Deodoran
Zat di dalam air mandi
Pembilas vagina
Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap
keringat
Tinja
3.
Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4.
Terapi penyinaran obat-obatan
5.
Perubahan hormonal
·
Vulvitis
diabetika
Pada
vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak. Keluahan terutama rasa
gatal, disertai rasa nyeri. Jaringan pada penderita diabetes mengandung kadar
glukosa yang lebih tinggi, dan air kencing dengan glukosuria menjadi penyebab
peradangan. Oleh karena itu pada penderita dengan vulvitis yang debabnya tidak
terang, perlu dipikirkan adanya diabetes. Vulvitis diabetika kadang-kadang
dapat disertai dengan moniliasis.
·
Herpes
genitalis
Herpes
genitalis disebabkan oleh 2 tipe herpes virus hominis, yang dekat hubungannya
dengan tipe 1 herpes virus simplex, penyebab herpes labialis. Virus genetalis
umumnya dianggap sebagai akibat hubungan seksual dan terjadi dalam 3 – 7 hari
sesudah koitus. Jika penyakit tmbul, ditengah-tengah daerah dengan radang dan
edema tampak sejumlah vesikel yang biasanya berlokasi pada labia minor, bagian
dalam labia mayor dan prepusiuum klitoridis. Tempat – tempat itu dirasakan
panas dan gatal , dank arena digaruk sering timbul infeksi sekunder.
Kadang-kadang tampak pula ulkus-ulkus kecil yang dnagkal. Selain pada vulva
penyakit ditemukan pulla pada vagina dan serviks uteri yang menyebabkan
leukorea, perddarahan, dan dissuria.
Pengobatan
:
Dengan
simptomatis biasanya penyakit tumbuh sendiri, akan tetapi kemungkinan akan
timbul kembali. Timbulnya kembai ini mungkin merupakan reaktivasi dari infeksi
yang sesungguhnya yang tidak sembuh dan tinggal laten. Selannjjuutnya virus
mungkin memeganag peranan dalam tumbuhnya karsinoma servisis uteri.
Diagnosis
;
Diagnosis
herpes genitalis dapat dibuat dengan jalan pembiakan pada luka-luka di vulva,
vagina, serviks dan dengan tes serologi.
Akhir- akhir ini ditemukan bahwa virus dapat diberantas dengan aplikasi
local dari 1 % larutan neutral –red atau
0,1 % larutan ploflavine, diikuti denga penyinaran sinar fluoresensi ( 20 -30
watt) untuk 10 – 15 menit dengan jarak 15 – 20 cm.
·
Herpes
simpleks
Herpes
yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
(HSV) adalah sejenis penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin.
Penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar
daerah yang terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat
disembuhkan, tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya.
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan herpes zoster , herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat dorman (tidak aktif) dalam sel saraf selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba infeksi menjadi aktif kembali. Herpes dapat aktif tanpa gejala.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 45 juta orang memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun. Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan lama yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah tersedianya terapi antiretroviral
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan herpes zoster , herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat dorman (tidak aktif) dalam sel saraf selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba infeksi menjadi aktif kembali. Herpes dapat aktif tanpa gejala.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 45 juta orang memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun. Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan lama yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah tersedianya terapi antiretroviral
Ciri-ciri Herpes simplex adalah adanya
bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan, dan jika
pecah bisa menyebabkan peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah
muco-cutaneous, atau daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane
mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah.
Para penderita herpes simplex biasanya merasakan adanya perasaan geli di daerah
tersebut sebelum munculnya bintil-bintil tadi.
Penyakit ini bisa menular selama bintil-bintil
tersebut berisi cairan karena di cairan itulah virus herpes berada. Jika Anda
bagian tubuh Anda berkontak dengan daerah berbintil-bintil, maka virus herpes
dapat menulari Anda pada daerah kontak tersebut. Infeksi virus biasanya muncul
seminggu setelah terjadinya kontak. Tetapi jika kontak dilakukan pada saat
bintil-bintil tersebut telah mengering atau bahkan sembuh, maka bisa dibilang
resiko tertular pun hilang.
·
Kondiloma akuminatum
Kondiloma
akuminatum berbentuk seperti kembang kumis (cauliflower) dengan ditengahnya
jaringan ikat dan ditutup terutama dibagian atas oleh epitel dengan
hyperkeratosis. Penyakit terdapat dalam bentuk kecil dan besar, sendirian atau
dalam suatu kelompok. Lokasinya ialah pada berbagai bagian vulva, pada
perineum, pada daerah perineal, pada vagina, dan serviks uteri. Dalam hal-hal
yang terakhir ini terdapat leukoria.
Penyebab
:
Kondiloma
akuminatum kiranya disebabkan oleh suatu jenis virus yang banyak persamaannya
dengan penyebab veruka vulgaris. Adanya leukoria oleh sebab lain memudahkan
tmbuhnya virus dan kondiloma akuminatum. Kelainan ini juga lebih sering
ditemukan pada kehamilan karena lebih banyak vaskularisasi da cairan pada
jaringan.
Pengobatan
:
Kondiloma
akuminatum yang kecil dapat disembuhkan dengan larutan 10% podofolin dalam
gliserin atau dalam alcohol. Pada waktu pengobatan daerah sekitarnya harus
dilindungi ddengan vaselin, dan setelah beberapa jam tempat pengobatan harus di
cuci dengan air dan sabun.
Pada
kondiloma yang luas, terapinya terdiri atas pengangkatan dengan pembedahan atau
kauretisasi. Untuk mencegah timbulnya residif, harus diusahakan kebersihan pada
tempat bekas kondiloma akuminatum, dan leukoria harus diobati .
Vulva vaginitis
A.
Pengertian
Vulvovaginitis
adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginal
kandidiasis adalah nama yang sering diberikan untuk Candida albicans vagina infeksi
berhubungan dengan dermatitis dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan
'monilia' juga nama-nama untuk Candida albicans infeksi.
Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal
dan pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada
setiap Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu
diketahui bahwa semua tidak selalu gatal disebabkan oleh ragi.
B. Etiologi
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur, adalah salah satu penyebab
paling umum vulvovaginitis perempuan dari segala usia. Penggunaan antibiotik
dapat menyebabkan infeksi jamur dengan membunuh antijamur normal bakteri yang
hidup di vagina. Infeksi jamur kelamin biasanya menyebabkan gatal-gatal dan
tebal, putih discharg vagina, dan gejala lain. Untuk informasi lebih lanjut,
lihat: ragi infeksi vagina
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Gelembung mandi, sabun, vagina kontrasepsi, feminin
semprotan, dan parfum dapat menyebabkan iritasi ruam gatal di daerah genital,
sedangkan nonabsorbent ketat atau pakaian kadang-kadang menyebabkan ruam panas.
Jengkel jaringan lebih rentan terhadap infeksi daripada jaringan normal, dan
banyak organisme penyebab infeksi berkembang dalam lingkungan yang hangat,
lembab, dan gelap. Tidak hanya faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada
penyebab vulvovaginitis, mereka sering memperpanjang periode pemulihan.
Kurangnya estrogen pada wanita postmenopause dapat menyebabkan kekeringan
vagina dan penipisan kulit vagina dan vulva, yang juga dapat menyebabkan atau
memperburuk kelamin gatal dan terbakar.
Nonspesifik vulvovaginitis (di mana penyebab dapat diidentifikasi) dapat
dilihat dalam semua kelompok usia, tetapi paling sering terjadi pada anak gadis
sebelum pubertas. Setelah pubertas dimulai, vagina menjadi lebih asam, yang
cenderung untuk membantu mencegah infeksi.
Vulvovaginitis nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital
miskin kebersihan dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan
iritasi labia dan vagina. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan
berlebih dari suatu jenis bakteri yang biasanya ditemukan di dalam tinja.
Bakteri ini kadang-kadang menyebar dari anus ke area vagina dengan mengusap
dari belakang ke depan setelah menggunakan kamar mandi.
Pelecehan seksual harus dipertimbangkan pada anak-anak dengan infeksi yang
tidak biasa dan berulang episode dijelaskan vulvovaginitis. Neisseria
gonorrhoeae, organisme yang menyebabkan gonore, menghasilkan gonokokal
vulvovaginitis di gadis-gadis muda. Gonocorrhea vaginitis terkait dianggap
sebagai penyakit menular seksual. Jika tes laboratorium mengkonfirmasi
diagnosis ini, gadis-gadis muda harus dievaluasi untuk pelecehan seksual.
Sekitar 20% dari non-hamil wanita usia 15-55 pelabuhan Candida albicans dalam
vagina. Sebagian besar tidak mempunyai gejala dan itu berbahaya bagi mereka.
Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans menyebabkan berat dadih putih
seperti vagina, rasa panas di vagina dan vulva dan / atau ruam gatal di vulva
dan kulit di sekitarnya.
Estrogen menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen,
sebuah substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada
wanita yang lebih muda dan lebih tua membuat kandidiasis Vulvovaginal jarang
terjadi.
Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
•
Kehamilan
•
Dosis tinggi pil KB kombinasi dan estrogen berbasis terapi penggantian hormon
•
Sebuah rangkaian antibiotik spektrum luas seperti tetracycline atau amoxiclav
•
Diabetes mellitus
•
Anemia kekurangan zat besi
•
Defisiensi imunologis misalnya, infeksi HIV
•
Di atas kondisi kulit yang lain, sering psorias , Planus
lumut atau lumut sclerosus.
•
Penyakit lain
C.
Patofisiologi
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan mikotoksin diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan mikotoksin diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.
D. Manifestasi Klinis
Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida
albicans, meliputi:
Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
Berat dadih putih seperti vagina
Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva,
kadang-kadang menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah kemaluan,
daerah inguinal dan paha.
Ini bisa
berlangsung hanya beberapa jam atau bertahan selama berhari-hari,
berminggu-minggu, atau jarang, bulan.
Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.
E. Komplikasi
•
Ketidaknyamanan yang tidak hilang
•
Infeksi kulit (dari garukan)
•
Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti gonore dan infeksi kandida)
F. Pencegahan
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Penggunaan
kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi menular
seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan
baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi
non-vulvovaginitis.
Anak-anak harus
diajarkan bagaimana cara benar membersihkan daerah genital saat memandikan atau
mandi. Tepat menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu (anak harus
selalu menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari memperkenalkan bakteri
dari anus ke vagina).
Tangan harus
dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.
G. Penatalaksanaan
Kadang-kadang
Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai. Pada
beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi
diabetes
melitus atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Perempuan
yang mengalami berulang Vulvovaginal Candida albicans melakukannya karena
infeksi persisten, daripada infeksi ulang. Tujuan dari perawatan dalam situasi
ini adalah untuk menghindari pertumbuhan berlebih dari kandida yang mengarah ke
gejala, daripada harus mampu mencapai pemberantasan menyelesaikan atau
menyembuhkan.
Ada beberapa bukti bahwa langkah-langkah berikut dapat
membantu:
Kapas atau uap air-wicking pakaian dalam dan pakaian longgar,
menghindari stoking nilon.
Perendaman dalam garam mandi. Hindari sabun –
Menggunakan pembersih non-sabun atau krim untuk mencuci berair.
Terapkan hidrokortison krim untuk mengurangi gatal dan mengobati
sekunder dermatitis mempengaruhi vulva.
Perlakukan dengan krim anti jamur sebelum setiap periode menstruasi dan
sebelum terapi antibiotik untuk mencegah kambuh. Sebuah perjalanan
panjang sebuah antijamur topikal agen kadang-kadang diperlukan (tapi hal
ini mungkin sendiri menyebabkan dermatitis atau hasil dalam non-proliferasi
candida albicans).
Antijamur oral obat-obatan (itrakonazol atau flukonazol) dapat diambil
secara teratur dan sebentar-sebentar (misalnya sekali sebulan). Dosis dan
frekuensi yang cukup bervariasi, tergantung pada keparahan gejala. Oral agen
antijamur mungkin tidak sesuai pada kehamilan. Mereka membutuhkan resep.
Asam borat (boraks) 600mg sebagai supositoria pada malam hari dapat
membantu untuk mengasamkan vagina dan mengurangi kehadiran khamir (albicans dan
non-candida albicans).
Langkah-langkah berikut belum ditunjukkan untuk membantu.
Perawatan
pasangan seksual - laki-laki mungkin mendapatkan singkat reaksi kulit pada
penis, yang membersihkan cepat dengan krim antijamur. Memperlakukan laki-laki
tidak mengurangi jumlah episode kandidiasis pada pasangan wanita mereka.
Khusus gula rendah, rendah ragi atau
yoghurt tinggi diet
Menempatkan yoghurt dalam vagina
Obat alami (dengan pengecualian asam borat)
Terapi :
Terapi terdiri atas pemberian estrogen per os (remarin 1,25 mg atau
oestrofeminal 1,25 mg) tiap malam dan pemberian dienestrol krem, remarin
vaginal kream, atau 0,1mg sufosotorium dietil stilbestrol per vaginam untuk 30 malam . dewasa ini dapat
dianjurkan pemakaian synapause tablet dan synapause kream.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Fakultas kedokteran universitas padjajaran Bandung . 1981 . Ginekologi .
Bandung : Elstar Offset
Ø Prawirohardjo sarwono, dkk .1999 . ilmu kandungan . Jakarta ; yayasan
bina pustaka sarwono prawihardjo
Ø Bagus ida Gde Manuaba . 1998 . Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .
Jakarta ; Archan
SOAL –
SOAL
1.
Perubahan
pada warna kulit vulva , membengkak, timbunan nanah dalam kalenjar, teras nyeri
sekali bila penderita berjalan atau duduk dan terjadi keputihan, merupakan
tanda gejala dari .............
a.
Vaginitis
b.
Bartholinitis
c.
Vulvivaginitis
d.
Herpes
diabetika
2.
Di bawah
ini yang termassuk penyebab vaginitis adalah, kecuali..
a.
Zat atau
benda yang bersifat iritatif
b.
Infeksi
c.
Tumor
ataupun jaringan abnormal lainnya
d.
Tidak ada
perubahan hormonal
3.
Dibawah
ini yang tidak termasuk etiologi bartolinitis adalah
a.
Gonococus
b.
Streptocokus
c.
Strepkus
d.
Bosil coli
4.
Pada
vaginitis salah satu penyebabnya adalah infeksi, yaitu infeksi dari......
a.
Bakteri,
kuman, kotoran,virus
b.
Bakteri,
jamur, protozoa, virus
c.
Protozoa,
makanan,virus, lingkungan
d.
Protozoa, makanan,
lingkungan
5.
Di bawah
ini yang merupakan ciri-ciri dari kondiloma akuminatum adalah....
a.
Awalnya
keputihan, kemudian seperti jengreng ayam
b.
Awalnya
pendarahan, kemudian terjadi pembengkakan
c.
Terjadi
lecet pada bagian vagina
d.
Berwarna
kemerahan pada vulva
6.
Bagaimanakah
cara penanganan kodiloma akuminatum apabila masih kecil
a.
Sembuhkan
dengan larutan penopilin 10 %
b.
Sembuhkan
dengan larutan penisilin 10%
c.
Sembuhkan
dengan larutan antibiotik
d.
Sembuhkan
dengan vulva hygiene
7.
Baagaimanakah
cara penanganan kodiloma akuminatum apabila terjadi pembesaran atau bila suadh
meluas
a.
Ruterisasi
(dibakar)
b.
Terapi
symtomatis
c.
Krim asam
trikloro asetan
d.
Pembedahan
8.
Apabila
terjadi perubahan warna kulit kita, membengkak timbunan nanah dalam kalenjar
dan nyeri bila ditekan ini merupakan tanda ddan gejala dari..........
a.
Kondiloma
akuminatum
b.
Bartholinitis
c.
Servisitis
d.
Vaginitis
9.
Spermisida,
pelumas, kondom, penutup serviks dan spons ini merupakan salah satu penyebab
iritasi yang mengakibatkan terjadinya......
a.
Kondiloma
akuminatum
b.
Bartholinitis
c.
Servisitis
d.
Vaginitis
10.
Yang
merupakan pengertian dari bartholinitis adalah
a.
Infeksi
pada kalenjar bartolin yang menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar
wanita
b.
lokoria
yang encer sampa kental, berwarna kuning-kuning dan agak barbau
c.
Infeksi
pada vagina
d.
Infeksi
jamur garam positif yang mempunyai benang-benang pseudemisedi
KUNCI JAWABAN
1.
B
2.
B
3.
C
4.
B
5.
A
6.
A
7.
A
8.
B
9.
D
10.
A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar