Rabu, 01 Mei 2013

JENIS PENYAKIT KANDUNGAN




































JENIS PENYAKIT KANDUNGAN

RADANG GENETALIA EKSTERNA

1.         Bartonilitis
A.     Pengertian
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.

B.     Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina

C.     Etiologi Infeksi
a.       Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus               : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur               : kandida albikan.
Protozoa          : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri
                        : neiseria gonore.
b.      Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
Virus         : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
Jamur         : asinomises.
Bakteri      : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
D.    Patofisiologi
Lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). “Kuman dalam vagina bisa menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada infeksi, tak akan menimbulkan keluhan

E.     Tanda dan Gejala
1.      Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
2.      Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
3.      Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
4.      Terdapat abses pada daerah kelamin
5.      Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.

F.      Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan: antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.

G.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Laboratorium
2.      Vullva
3.      In speculo
H.    Penatalaksanaan
Tatalaksana Infeksi Alat Kelamin Wanita
Berikut ini adalah beberapa infeksi alat kelamin wanita yang sering dijumpai di Puskesmas dan tatalaksana yang disesuaikan dengan sarana diagnosis dan obat-obatan yang tersedia.
1.      Gonore (GO)
Anamnese :
a.       99 kasus GO pada wanita menyerang servik uteri dan 50-75 % kasus pada wanita tidak ada gejala atau keluhan.
b.      Kalau ada keluhan biasanya disuria dan lekore, yang sering diabaikan oleh penderita.
c.       Sering anamnese hanya didapatkan riwayat kontak dengan penderita.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan dengan spekulum : ostium uteri eksternum bisa tampak normal, kemerahan atau erosif. Tampak vaginal discharge dengan sifat mukoid keruh, mukopurulen atau purulen. Mungkin didapatkan komplikasi seperti : bartolinitis, salpingitis, abses tubo ovarii bahkan pelvik peritonitis. Ketiga komplikasi tersebut terahir disebut Pelvis Inflamatory Disease (PID).
Laboratorium :
Asupan servik atau vaginal discharge : Diplokokus gram negatif intraseluler lekosit.
2.      Uretritis Non Gonore
Anamnese :
Biasanya tidak ada keluhan. Kalau ada, keluhan biasanya adalah disuria dengan atau tanpa discharge. Sering juga dikeluhkan keluar darah pada akhir dari buang air kecil (terminal dysuria). Sering bersifat kumat-kumatan (yang membedakan dengan GO) Riwayat kontak sering (+)
Pemeriksaan :
Mungkin ada discharge uretra. Bila disertai sistitis, mungkin ada nyeri tekan suprapubis.
Laboratorium :
Uretral discharge : diplokokus (-), lekosit >10/lapangan pandang.
Urin : berawan atau didapat benang-benang pendek (threads)
3.      Trikomoniasis
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah adanya keputihan dengan jumlah banyak, berwarna kuning atau putih kehijauan. Sakit pada saat berhubungan sex (dyspareunia) juga sering dikeluhkan. Riwayat suami kencing nanah perlu ditanyakan, karena > 50% penderita GO wanita disertai dengan trikomoniasis.
Pemeriksaan :
Pemeriksaan in speculo : terasa sakit, fluor albus cair dengan jumlah banyak dan berwarna kuning atau putih kehijauan, khas : didapat bintik-bintik merah (punctatae red spots atau strawbery cervix) di dinding vagina.
Laboratorium :
Fluor albus : dengan mikroskup cahaya Trichomonas vaginalis (+).
4.      Kandidiasis
Anamnese :
Keluhan utama biasanya adalah keputihan dan gatal di vagina.
Mungkin juga dikeluhkan adanya rasa sakit waktu melakukan aktivitas sexual. Faktor predisposisi : diabetes militus, pemakaian Pil KB, dan pemakaian antibiotika yang tidak terkontrol serta kegemukan.


Pemeriksaan :
Vulva : tampak merah, udem, adanya plak putih, mungkin didapat juga fisura atau erosi (Vulvovaginitis).
In speculo : Terasa sakit, Discharge kental, sedikit, putih seperti keju dan biasanya menutup portio.
Laboratorium :
Sel ragi (yeast cells) atau tunas (budding body) dan pseudohypha atau spora.

I.       Pencegahan
Untuk menghadang radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya adalah gaya hidup bersih dan sehat :
1.      Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Usahakan agar Anda terhindar dari kegemukan yang menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini dapat menimbulkan luka, sehingga keadaan kulit di sekitar selangkangan menjadi panas dan lembap. Kuman dapat hidup subur di daerah tersebut.
2.      Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu kelembapan. Pilih pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat agar daerah vital selalu kering.
3.      Periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan cukup lama. Tak perlu malu berkonsultasi dengan dokter kandungan sekalipun belum menikah. Karena keputihan dapat dialami semua perempuan.
4.      Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada penderita radang yang menggunakannya sebelum Anda.
5.      Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan membasuh dari depan ke belakang.
6.      Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
7.      Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan seringkali salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian dalamnya bersih. Padahal penggunaan pantyliner dapat meningkatkan Kelembapan kulit di sekitar vagina.
8.      Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan kuman yang merugikan kesehatan. Produk pembersih dan pengharum vagina yang banyak diperdagangkan sebetulnya tidak diperlukan. Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa berbahaya.
9.      Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat, kuman juga bisa berasal dari pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang mendeteksi sumber penularan bakteri. Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular seksual dan pola seksual bebas.

2.  Vaginitis
A.     Definisi
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita). vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
B.     Etiologi
Penyebabnya bisa berupa:
1.      Infeksi
        Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
        Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotic
        Protozoa (misalnya trichomonas vaginalis)
        Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes)


2.      Zat atau benda yang bersifat iritatif
        Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
        Sabun cuci dan pelembut pakaian
        Deodoran    
        Zat di dalam air mandi
        Pembilas vagina
        Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
        Tinja
3.      Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4.      Terapi penyinaran obat-obatan
5.      Perubahan hormonal

·         Vulvitis diabetika
Pada vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak. Keluahan terutama rasa gatal, disertai rasa nyeri. Jaringan pada penderita diabetes mengandung kadar glukosa yang lebih tinggi, dan air kencing dengan glukosuria menjadi penyebab peradangan. Oleh karena itu pada penderita dengan vulvitis yang debabnya tidak terang, perlu dipikirkan adanya diabetes. Vulvitis diabetika kadang-kadang dapat disertai dengan moniliasis.


·         Herpes genitalis
Herpes genitalis disebabkan oleh 2 tipe herpes virus hominis, yang dekat hubungannya dengan tipe 1 herpes virus simplex, penyebab herpes labialis. Virus genetalis umumnya dianggap sebagai akibat hubungan seksual dan terjadi dalam 3 – 7 hari sesudah koitus. Jika penyakit tmbul, ditengah-tengah daerah dengan radang dan edema tampak sejumlah vesikel yang biasanya berlokasi pada labia minor, bagian dalam labia mayor dan prepusiuum klitoridis. Tempat – tempat itu dirasakan panas dan gatal , dank arena digaruk sering timbul infeksi sekunder. Kadang-kadang tampak pula ulkus-ulkus kecil yang dnagkal. Selain pada vulva penyakit ditemukan pulla pada vagina dan serviks uteri yang menyebabkan leukorea, perddarahan, dan dissuria.

Pengobatan :
Dengan simptomatis biasanya penyakit tumbuh sendiri, akan tetapi kemungkinan akan timbul kembali. Timbulnya kembai ini mungkin merupakan reaktivasi dari infeksi yang sesungguhnya yang tidak sembuh dan tinggal laten. Selannjjuutnya virus mungkin memeganag peranan dalam tumbuhnya karsinoma servisis uteri.

Diagnosis ;
Diagnosis herpes genitalis dapat dibuat dengan jalan pembiakan pada luka-luka di vulva, vagina, serviks dan dengan tes serologi.  Akhir- akhir ini ditemukan bahwa virus dapat diberantas dengan aplikasi local dari 1  % larutan neutral –red atau 0,1 % larutan ploflavine, diikuti denga penyinaran sinar fluoresensi ( 20 -30 watt) untuk 10 – 15 menit dengan jarak 15 – 20 cm.

·         Herpes simpleks
Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) adalah sejenis penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin. Penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya.
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan herpes zoster , herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat dorman (tidak aktif) dalam sel saraf selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba infeksi menjadi aktif kembali.    Herpes dapat aktif tanpa gejala.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 45 juta orang memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun. Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan lama yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah tersedianya terapi antiretroviral

Ciri-ciri Herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan, dan jika pecah bisa menyebabkan peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di daerah muco-cutaneous, atau daerah dimana kulit bertemu dengan lapisan membrane mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di pertemuan bibir dengan kulit wajah. Para penderita herpes simplex biasanya merasakan adanya perasaan geli di daerah tersebut sebelum munculnya bintil-bintil tadi.
Penyakit ini bisa menular selama bintil-bintil tersebut berisi cairan karena di cairan itulah virus herpes berada. Jika Anda bagian tubuh Anda berkontak dengan daerah berbintil-bintil, maka virus herpes dapat menulari Anda pada daerah kontak tersebut. Infeksi virus biasanya muncul seminggu setelah terjadinya kontak. Tetapi jika kontak dilakukan pada saat bintil-bintil tersebut telah mengering atau bahkan sembuh, maka bisa dibilang resiko tertular pun hilang.

·         Kondiloma akuminatum
Kondiloma akuminatum berbentuk seperti kembang kumis (cauliflower) dengan ditengahnya jaringan ikat dan ditutup terutama dibagian atas oleh epitel dengan hyperkeratosis. Penyakit terdapat dalam bentuk kecil dan besar, sendirian atau dalam suatu kelompok. Lokasinya ialah pada berbagai bagian vulva, pada perineum, pada daerah perineal, pada vagina, dan serviks uteri. Dalam hal-hal yang terakhir  ini terdapat leukoria.

Penyebab :
Kondiloma akuminatum kiranya disebabkan oleh suatu jenis virus yang banyak persamaannya dengan penyebab veruka vulgaris. Adanya leukoria oleh sebab lain memudahkan tmbuhnya virus dan kondiloma akuminatum. Kelainan ini juga lebih sering ditemukan pada kehamilan karena lebih banyak vaskularisasi da cairan pada jaringan.

Pengobatan :
Kondiloma akuminatum yang kecil dapat disembuhkan dengan larutan 10% podofolin dalam gliserin atau dalam alcohol. Pada waktu pengobatan daerah sekitarnya harus dilindungi ddengan vaselin, dan setelah beberapa jam tempat pengobatan harus di cuci dengan air dan sabun.
Pada kondiloma yang luas, terapinya terdiri atas pengangkatan dengan pembedahan atau kauretisasi. Untuk mencegah timbulnya residif, harus diusahakan kebersihan pada tempat bekas kondiloma akuminatum, dan leukoria harus diobati .

Vulva vaginitis
A.     Pengertian
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina.
Vulvovaginal kandidiasis adalah nama yang sering diberikan untuk Candida albicans vagina infeksi berhubungan dengan dermatitis dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan 'monilia' juga nama-nama untuk Candida albicans infeksi.
                  Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal dan pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada setiap Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu diketahui bahwa semua tidak selalu gatal disebabkan oleh ragi.

B.     Etiologi
            Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum.
Hal ini dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
            Candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur, adalah salah satu penyebab paling umum vulvovaginitis perempuan dari segala usia. Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan infeksi jamur dengan membunuh antijamur normal bakteri yang hidup di vagina. Infeksi jamur kelamin biasanya menyebabkan gatal-gatal dan tebal, putih discharg vagina, dan gejala lain. Untuk informasi lebih lanjut, lihat: ragi infeksi vagina
            Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang mungkin kuning-abu atau warna hijau.
                  Gelembung mandi, sabun, vagina kontrasepsi, feminin semprotan, dan parfum dapat menyebabkan iritasi ruam gatal di daerah genital, sedangkan nonabsorbent ketat atau pakaian kadang-kadang menyebabkan ruam panas.
                  Jengkel jaringan lebih rentan terhadap infeksi daripada jaringan normal, dan banyak organisme penyebab infeksi berkembang dalam lingkungan yang hangat, lembab, dan gelap. Tidak hanya faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penyebab vulvovaginitis, mereka sering memperpanjang periode pemulihan.
                  Kurangnya estrogen pada wanita postmenopause dapat menyebabkan kekeringan vagina dan penipisan kulit vagina dan vulva, yang juga dapat menyebabkan atau memperburuk kelamin gatal dan terbakar.
                  Nonspesifik vulvovaginitis (di mana penyebab dapat diidentifikasi) dapat dilihat dalam semua kelompok usia, tetapi paling sering terjadi pada anak gadis sebelum pubertas. Setelah pubertas dimulai, vagina menjadi lebih asam, yang cenderung untuk membantu mencegah infeksi.
                  Vulvovaginitis nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital miskin kebersihan dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan iritasi labia dan vagina. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari suatu jenis bakteri yang biasanya ditemukan di dalam tinja. Bakteri ini kadang-kadang menyebar dari anus ke area vagina dengan mengusap dari belakang ke depan setelah menggunakan kamar mandi.
                  Pelecehan seksual harus dipertimbangkan pada anak-anak dengan infeksi yang tidak biasa dan berulang episode dijelaskan vulvovaginitis. Neisseria gonorrhoeae, organisme yang menyebabkan gonore, menghasilkan gonokokal vulvovaginitis di gadis-gadis muda. Gonocorrhea vaginitis terkait dianggap sebagai penyakit menular seksual. Jika tes laboratorium mengkonfirmasi diagnosis ini, gadis-gadis muda harus dievaluasi untuk pelecehan seksual.
                  Sekitar 20% dari non-hamil wanita usia 15-55 pelabuhan Candida albicans dalam vagina. Sebagian besar tidak mempunyai gejala dan itu berbahaya bagi mereka. Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans menyebabkan berat dadih putih seperti vagina, rasa panas di vagina dan vulva dan / atau ruam gatal di vulva dan kulit di sekitarnya.
                  Estrogen menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen, sebuah substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada wanita yang lebih muda dan lebih tua membuat kandidiasis Vulvovaginal jarang terjadi.
            Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
•     Kehamilan
•     Dosis tinggi pil KB kombinasi dan estrogen berbasis terapi penggantian hormon
•     Sebuah rangkaian antibiotik spektrum luas seperti tetracycline atau amoxiclav
•     Diabetes mellitus
•     Anemia kekurangan zat besi
•     Defisiensi imunologis misalnya, infeksi HIV
•     Di atas kondisi kulit yang lain, sering psorias , Planus lumut atau lumut sclerosus.
•     Penyakit lain



C.     Patofisiologi
            Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp. mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan mikotoksin diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.

D.    Manifestasi Klinis
                  Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida albicans, meliputi:
        Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
        Berat dadih putih seperti vagina
        Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva, kadang-kadang menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah kemaluan, daerah inguinal dan paha.
Ini bisa berlangsung hanya beberapa jam atau bertahan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau jarang, bulan.
        Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.

E.     Komplikasi
•     Ketidaknyamanan yang tidak hilang
•     Infeksi kulit (dari garukan)
•     Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti gonore dan infeksi kandida)
F.      Pencegahan
           
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi. Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi menular seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi non-vulvovaginitis.
Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara benar membersihkan daerah genital saat memandikan atau mandi. Tepat menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu (anak harus selalu menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari memperkenalkan bakteri dari anus ke vagina).
Tangan harus dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.

G.    Penatalaksanaan
        Kadang-kadang Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai. Pada beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi
diabetes melitus atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Perempuan yang mengalami berulang Vulvovaginal Candida albicans melakukannya karena infeksi persisten, daripada infeksi ulang. Tujuan dari perawatan dalam situasi ini adalah untuk menghindari pertumbuhan berlebih dari kandida yang mengarah ke gejala, daripada harus mampu mencapai pemberantasan menyelesaikan atau menyembuhkan.
Ada beberapa bukti bahwa langkah-langkah berikut dapat membantu:
        Kapas atau uap air-wicking pakaian dalam dan pakaian longgar, menghindari stoking nilon.
        Perendaman dalam garam mandi. Hindari sabun –
        Menggunakan pembersih non-sabun atau krim untuk mencuci berair.
        Terapkan hidrokortison krim untuk mengurangi gatal dan mengobati sekunder dermatitis mempengaruhi vulva.
        Perlakukan dengan krim anti jamur sebelum setiap periode menstruasi dan sebelum terapi antibiotik untuk mencegah kambuh.  Sebuah perjalanan panjang sebuah antijamur  topikal agen kadang-kadang diperlukan (tapi hal ini mungkin sendiri menyebabkan dermatitis atau hasil dalam non-proliferasi candida albicans).
        Antijamur oral obat-obatan (itrakonazol atau flukonazol) dapat diambil secara teratur dan sebentar-sebentar (misalnya sekali sebulan). Dosis dan frekuensi yang cukup bervariasi, tergantung pada keparahan gejala. Oral agen antijamur mungkin tidak sesuai pada kehamilan. Mereka membutuhkan resep.
        Asam borat (boraks) 600mg sebagai supositoria pada malam hari dapat membantu untuk mengasamkan vagina dan mengurangi kehadiran khamir (albicans dan non-candida albicans).

Langkah-langkah berikut belum ditunjukkan untuk membantu.
        Perawatan pasangan seksual - laki-laki mungkin mendapatkan singkat reaksi kulit pada penis, yang membersihkan cepat dengan krim antijamur. Memperlakukan laki-laki tidak mengurangi jumlah episode kandidiasis pada pasangan wanita mereka.
        Khusus gula rendah, rendah ragi atau yoghurt tinggi diet
        Menempatkan yoghurt dalam vagina
        Obat alami (dengan pengecualian asam borat)
Terapi :
Terapi terdiri atas pemberian estrogen per os (remarin 1,25 mg atau oestrofeminal 1,25 mg) tiap malam dan pemberian dienestrol krem, remarin vaginal kream, atau 0,1mg sufosotorium dietil stilbestrol per  vaginam untuk 30 malam . dewasa ini dapat dianjurkan pemakaian synapause tablet dan synapause kream.













DAFTAR PUSTAKA
Ø  Fakultas kedokteran universitas padjajaran Bandung . 1981 . Ginekologi . Bandung : Elstar Offset
Ø  Prawirohardjo sarwono, dkk .1999 . ilmu kandungan . Jakarta ; yayasan bina pustaka sarwono prawihardjo
Ø  Bagus ida Gde Manuaba . 1998 . Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita . Jakarta ; Archan











SOAL – SOAL
1.      Perubahan pada warna kulit vulva , membengkak, timbunan nanah dalam kalenjar, teras nyeri sekali bila penderita berjalan atau duduk dan terjadi keputihan, merupakan tanda gejala dari .............
a.       Vaginitis
b.      Bartholinitis
c.       Vulvivaginitis
d.      Herpes diabetika
2.      Di bawah ini yang termassuk penyebab vaginitis adalah, kecuali..
a.    Zat atau benda yang bersifat iritatif
b.    Infeksi
c.    Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
d.   Tidak ada perubahan hormonal
3.      Dibawah ini yang tidak termasuk etiologi bartolinitis adalah
a.        Gonococus
b.      Streptocokus
c.       Strepkus
d.      Bosil coli
4.      Pada vaginitis salah satu penyebabnya adalah infeksi, yaitu infeksi dari......
a.       Bakteri, kuman, kotoran,virus
b.      Bakteri, jamur, protozoa, virus
c.       Protozoa, makanan,virus, lingkungan
d.      Protozoa, makanan, lingkungan
5.      Di bawah ini yang merupakan ciri-ciri dari kondiloma akuminatum adalah....
a.       Awalnya keputihan, kemudian seperti jengreng ayam
b.      Awalnya pendarahan, kemudian terjadi pembengkakan
c.       Terjadi lecet pada bagian vagina
d.      Berwarna kemerahan pada vulva
6.      Bagaimanakah cara penanganan kodiloma akuminatum apabila masih kecil
a.       Sembuhkan dengan larutan penopilin 10 %
b.      Sembuhkan dengan larutan penisilin 10%
c.       Sembuhkan dengan larutan antibiotik
d.      Sembuhkan dengan vulva hygiene
7.      Baagaimanakah cara penanganan kodiloma akuminatum apabila terjadi pembesaran atau bila suadh meluas
a.       Ruterisasi (dibakar)
b.      Terapi symtomatis
c.       Krim asam trikloro asetan
d.      Pembedahan
8.      Apabila terjadi perubahan warna kulit kita, membengkak timbunan nanah dalam kalenjar dan nyeri bila ditekan ini merupakan tanda ddan gejala dari..........
a.       Kondiloma akuminatum
b.      Bartholinitis
c.       Servisitis
d.      Vaginitis
9.      Spermisida, pelumas, kondom, penutup serviks dan spons ini merupakan salah satu penyebab iritasi yang mengakibatkan terjadinya......
a.       Kondiloma akuminatum
b.      Bartholinitis
c.       Servisitis
d.      Vaginitis
10.  Yang merupakan pengertian dari bartholinitis adalah
a.       Infeksi pada kalenjar bartolin yang menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita
b.      lokoria yang encer sampa kental, berwarna kuning-kuning dan agak barbau
c.       Infeksi pada vagina
d.      Infeksi jamur garam positif yang mempunyai benang-benang pseudemisedi








KUNCI JAWABAN
1.      B
2.      B
3.      C
4.      B
5.      A
6.      A
7.      A
8.      B
9.      D
10.  A












Tidak ada komentar:

Posting Komentar